Pesona Negeri

Biker, Traveller, Culinary, and Photography

Facebook
RSS

Dalam wisata kali ini kami memang bertekad untuk menyisir pantai selatan Jawa Barat yang menurut informasinya cukup indah.
Jujur saja informasi mengenai medan daerah ini cukup minim yang saya dapatkan, saya hanya mendapatkan yang agak cukup jelas hanya dari Pengandaran sampai pantai Santolo – Pameungpeuk. Itupun informasi yang saya dapatkan masih simpang siur terutama untuk lama perjalanannya, karena ada yang bilang jalannya rusak, ada juga yang bilang jalannya sudah menggunakan jalan beton. Kami memutuskan hanya akan menyisir sampai Pantai Santolo kemudian kami meneruskan perjalanan ke Garut.

Namun rencana ini kayaknya agak sedikit berantakan karena jadwal yang kami susun meleset semua, seharusnya kami sudah melanjutkan perjalanan dari Green Canyon sekitar jam 10:00 WIB. Namun karena keasyikan menikmati Pantai Pangandaran jadi kami terlambat berangkat, ditambah lagi insiden perahu mogok di Green Canyon, akhirnya kami baru melanjutkan perjalanan dari Green Canyon sekitar jam 14:30 WIB.
Kami tetap memutuskan untuk melanjutkan perjalanan sampai Pantai Santolo walaupun sebenarnya sudah terlalu sore dan pasti sampai Pantai Santolo sudah malam.

Dalam perjalanan tampak penunjuk arah menuju Pantai Batu Karas, pantai ini memang menjadi alternatif tujuan bagi orang yang berlibur ke Pangandaran.

Kami menyusuri jalan raya Cimerak, memang benar seperti informasi yang didapatkan, jalan di sini sebenarnya sudah merupakn jalan beton, tapi sudah banyak yang rusak.

Disepanjang jalan ini kita bisa menikmati pemandangan pantai, lumayan untuk melupakan sejenak ketidaknyamanan yang diakibatkan karena jalan rusak

Memasuki desa Kertamukti jalanan masih tetap rusak, walaupun masih terhibur dengan pemandangan pantai disini. Desa masih merupakan wilayah kecamatan Cimerak kabupaten Ciamis.

Tak lama kami melewati desa Cimanuk, desa ini sudah merupakan wilayah kecamatan Cikalong, kabupaten Tasikmalaya. Kami menjumpai tempat penambangan pasir besi dipinggir pantai di desa ini, tapi tampaknya tidak ada aktivitas. Didaerah pantai selatan Jawa Barat memang banyak dijumpai penambangan pasir besi.

Di pinggir pantai ada beberapa warung, tampak beberapa kendaraan tampak beristirahat disana. Kerusakan jalan semakin parah, kami hanya bisa berjalan dengan kecepatan 20-30 km.

Sekitar 16:30 WIB kita sampai desa Sindangjaya, kami melewati jembatan, tampak sungai diatas jembatan terhubung dengan laut sehingga terlihat pemandangan yang indah, sayang foto kami kurang pas sehingga hasilnya kurang bagus.

Memasuki desa Mandalajaya, jalan juga tetap tidak bagus, jadi rasanya sulit menambah kecepatan dalam perjalanan ini. Tampak banyak warung dipinggir pantai ini. Karena belum lapar, kami tetap meneruskan perjalanan.

Akhirnya kami dipertigaan jalan menuju Cipatujah dan Sindangreret, didekat lokasi ini tampak tempat penambangan pasir besi, disini juga tampak lengang, mungkin libur karena suasana lebaran.

Sekitar pukul 17:00 lebih kami sampai di Pantai Pamayangsari, dilokasi ini banyak sekali penjual ikan bakar, mungkin harga ikan disini lebih murah karena pantai ini memang merupakan pantai nelayan. Sebenarnya kami mau makan disini, tapi karena kami sedang mengejar waktu, kami memutuskan melanjutkan perjalanan ke Cipatujah.

Akhirnya kami sampai di Cipatujah hampir sekitar pukul 18:00 WIB, kami tidak sempat jalan-jalan disini, hanya berhenti sebentar untuk menanyakan kondisi jalan ke Pantai Santolo. Menurut informasi yang saya dapat pantai Santolo masih sekitar 2 jam lagi, dan kondisi jalannya sudah lebih baik dibanding Cipatujah. Kami mendapatkan informasi bahwa jalan ke Cipatujah memang rusak parah karena banyak dilewati truk pengangkut pasir, Namun mendekati lebaran truk-truk ini tidak diperkenankan beroperasi agar tidak memperparah kerusakan jalan. Mungkin karena itulah kalau dilihat banyak lokasi-lokasi penambangan yang relatif sepi dan tidak beroperasi.
Pantai Cipatujah sendiri cukup ramai, terlihat dari banyaknya mobil parkir dan banyak juga orang yang berhenti untuk bersembanyang di masjid As Sunnah di pantai ini.

Sebenarnya saya agak ragu untuk melanjutkan ke pantai Santolo, karena pasti sudah malam sampai disana, namun karena kami ingin tahu medannya, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan ke pantai Santolo. Suasana sudah sangat sore, matahari sudah mulai mau terbenam. Selewat Cipatujah kami masih tetap menjumpai jalan rusak.

Setelah beberapa saat jalan mulai mulus kembali, tapi berkelok-kelok karena sepertinya melewati pegunungan dan menjauhi pantai. Kamipun memasuki daerah Sancang. Di daerah ini terdapat area perkebunan hutan karet Miramare. Sayang sekali kami tidak foto-foto lagi karena memang sudah gelap. Di daerah ini memang sangat sepi, kami jarang menemui kendaraan lain yang lewat. Kami juga tidak bisa cepat karena kondisi jalan gelap sekali, sedikit bergelombang dan berkelok-kelok. Tidak ada rumah-rumah penduduk yang kami jumpai, paling hanya satu dua warung, dan itupun sangat jarang, benar-benar berada ditengah hutan 

Setelah beberapa saat kami berada di hutan, akhirnya kami menjumpai perkampungan lagi, sampailah kami di Pameungpeuk, kami melanjutkan ke arah Pantai Santolo yang berada di kecamatan Cikelet.

Sekitar pukul 19:30 WIB, kami sampai di Pantai Santolo, kalau Cipatujah salahsatu andalan wisata kabupaten Tasikmalaya, maka pantai Santolo merupakan salahsatu andalan wisata kabupaten Garut. Pantai Santolo terkenal dengan lokasi peluncuran roket miliknya LAPAN.

Banyak penginapan dan tempat makan didaerah ini, tapi untuk penginapan jangan berharap seperti di Pangandaran, penginapan di sini kebanyakan semacam losmen. Suasana cukup ramai, terlihat cukup banyak kendaraan diparkir didekat tempat makan dan penginapan.

Setelah tadi menunda makan di Pamayangsari, saat ini perut kami cukup lapar sehingga kami mencari tempat, kami masuk disalahsatu tempat makan. Ternyata di rumah makan ini juga menyediakan kamar untuk menginap dengan harga Rp 200,000 / malam. Yang unik di halaman belakang tempat makan ini ternyata pantai, tapi sayang sekali karena sudah gelap maka tidak terlihat apa-apa, hanya tumpukan kayu dikejauhan sepertinya untuk pemecah ombak. Padahal menurut informasi pantai Santolo sebenarnya sangat indah, apalagi kalau kita naik perahu menuju pantai di Pulau Santolo.

Setelah makan di pantai Santolo, kami kembali ke Pameungpeuk untuk melanjutkan perjalanan ke Garut, perjalanan ini akan melewati kecamatan Cisompet dan kecamatan Cikajang. Jalanan disini memang lebih mulus dan tidak bergelombang, memang tetap berkelok-kelok dan gelap, tapi masih banyak dijumpai rumah-rumah dan lebih sering menjumpai kendaraan lain. Jadi tentu lebih nyaman kalau dibandingkan dengan jalanan di Sancang apalagi di Cipatujah, Lega rasanya menjumpai jalan yang normal seperti mendapatkan kebebasan kembali.

Bagi pengguna Blackberry, untuk menuju lokasi pantai Cipatujah dan Pantai Santolo bisa langsung menggunakan link Blackberry Map dibawah ini :

Pantai Cipatujah

http://maps.BlackBerry.com?lat=-7.74721&lon=108.01077&z=0&label=Pantai+Cipatujah&address=Jalan+Raya+Cipatujah&city=Ciandaum&country=Indonesia

 cipatujah_pantai_map

Pantai Santolo

http://maps.BlackBerry.com?lat=-7.66200&lon=107.68688&z=1&label=Pantai+Santolo&address=Jalan+Pantai+Santolo&city=Mancagahar&country=Indonesia

 cikelet_pantai_santolo_map

2 Responses so far.

  1. DANI SABILA says:

    MAMPIR YA…KE PANTAI SAYANGHEULANG DI PONDOK KARANG LAUT HP 082 129 70 5000
    ……DANI SABILA…….


Paon Mak Mo, Kuliner

Makan gurami goreng, gurami bakar sudah jamak. Dimana-mana mudah dijumpai, ...

DE'SO, Ayam Asap End

Tabanan salah satu kota di Bali ternyata menyimpan satu kuliner ...

Menyisir keindahan d

Pantai Kukup Setelah dari Pantai Baron kami melanjutkan perjalanan ke pantai ...

Pesona Alam Gunung K

Pesona Gunung Kidul tidak sekedar dari kulinernya khas seperti walang ...

Pesona kuliner Madiu

Kalau anda pergi ke Madiun, pasti anda akan langsung teringat ...