Pesona Negeri

Biker, Traveller, Culinary, and Photography

Facebook
RSS

Oh Mr. Sun. Sun. Mr. Golden Sun. Please shine down on me….
Mungkin banyak anak kecil yang tahu lagu ini, lagu dari Barney yang menceritakan bahwa Mr. Golden Sun yang sedang bersembunyi dan diminta keluar agar mau menyinari anak-anak. Pagi ini kami juga ingin melihat Mr Golden Sun keluar dari persembunyiannya untuk menyinari kita semua. Setelah keluar, kita akan coba menggenggam Mr Golden Sun, agar tidak sembunyi lagi, bisa ga ya 🙂 ?

Saking semangatnya ingin melihat matahari terbit, kami bangun sebelum alarm berbunyi, dan dengan perlahan kami keluar dari kamar , tak lupa memakai baju hangat agar tidak kedinginan dengan kencangnya angin pantai. Waktu masih menunjukkan pukul 04:45 WIB . Tapi kami memang sengaja pagi-pagi agar tidak ketinggalan momen seperti kemarin sore. Setelah memanasi mobil, kami kemudian segera menuju Pantai Timur, kali tidak salah pantai seperti kemarin :).

Suasana pantai masih gelap, dan masih sepi. Sedikit sekali orang disana, sehingga masih gampang cari lokasi yang enak, kami duduk didekat warung kosong. Angin pantai cukup kencang, untung sekali kami menggunakan baju hangat, jadi tidak terlalu terasa.Tak lama sudah mulai kelihatan warna merah tanda matahari sudah akan terbit tapi suasana masih remang-remang. Beberapa orang mulai datang, kelihatannya juga tidak ingin melewatkan momen matahan terbit.

Pukul 05:30 sudah mulai terang, namun memang matahari masih belum muncul, suasana sudah mulai terang, dan sudah banyak orang-orang yang berdatangan untuk menikmati matahari terbit, jadi dipinggir pantai sudah mulai penuh orang. Ada juga yang sambil makan di warung-warung di pinggir pantai.

Pukul 05:56 setelah menanti selama 1 jam akhirnya keluar juga Mr Sun walaupun masih kecil banget.

Dan akhirnya pukul 06:03 Mr Sun bisa digenggam.

 pangandaran_matahari_terbit_genggam1

Setelah puas menikmati prosesi matahari terbit, kami makan bubur di warung ditepian pantai Timur, enak juga ternyata buburnya, sebenarnya kami juga ingin makan lontong sayur tapi sudah habis. Karena memang cukup banyak orang yang makan di tepian pantai sambil menikmati matahari terbit.

Kemudian kami balik ke hotel untuk sarapan di hotel. Seperti yang dibilang sebenarnya hotel ini cukup besar, karena bisa sarapan di taman. Cuman sayang makanan biasa saja rasanya.

 pangandaran_hotel_sarapan

Setelah sarapan, kami pergi ke Pantai Barat karena kemarin memang sudah terlalu sore untuk bermain-main dipantai ini. Ya Pantai Barat memang tidak seperti Pantai Timur yang hanya bisa dilihat dari kejauhan, Pantai Barat bisa didekati dan bisa direnangi, jadi banyak sekali orang disini yang bermain-main pasir, sambil berdiri ditepian menunggu ombak datang. Ada juga yang naik perahu untuk melihat pasir putih dikawasan cagar alam.

Setelah puas bermain, kami kembali ke hotel, didepan hotel ada penyewaan ATV, sebenarnya kami ingin menyewa untuk keliling pangandaran tapi karena sudah agak siang padahal perjalanan masih jauh, akhirnya tidak jadi. Untuk ATV harganya bervariasi mulai 80-200 ribu per jam tergantung model.

Kemudian kami checkout dan akan melanjatkan perjalanan kami menuju ke Green Canyon untuk melihat indahnya sungai Cijulang.
Selamat tinggal Pangandaran ”little Bali”.


Paon Mak Mo, Kuliner

Makan gurami goreng, gurami bakar sudah jamak. Dimana-mana mudah dijumpai, ...

DE'SO, Ayam Asap End

Tabanan salah satu kota di Bali ternyata menyimpan satu kuliner ...

Menyisir keindahan d

Pantai Kukup Setelah dari Pantai Baron kami melanjutkan perjalanan ke pantai ...

Pesona Alam Gunung K

Pesona Gunung Kidul tidak sekedar dari kulinernya khas seperti walang ...

Pesona kuliner Madiu

Kalau anda pergi ke Madiun, pasti anda akan langsung teringat ...