Pesona Negeri

Biker, Traveller, Culinary, and Photography

Facebook
RSS

Beberapa minggu yang lalu saya pulang ke kampung halaman tepatnya di kota Tabanan, Pulau Dewata. Kebetulan saat itu masih dalam rangkaian hari raya Galungan yaitu hari suci umat Hindu di Bali untuk merayakan kemenangan Dharma atas Adharma (kebaikan melawan kejahatan). Hampir di seantero Bali di pinggir jalan terpasang penjor yang cantik menambah semaraknya suasana.

penjor

penjor

Pada hari raya Galungan, umat Hindu melaluinya dengan beberapa rangkaian persiapan mulai sejak 25 hari sebelum hari raya. Mulai dari upacara ngerasakin (memohon kesuburan tanaman yang berguna), sugian pengenten, sugian jawa, sugian bali, penyekeban, penyajaan, penampahan, hingga tiba pada hari raya Galungan dan berakhir pada hari raya Kuningan. Hmm..banyak ya..tapi semuanya mengandung kearifan lokal dan filosofi yang mungkin tidak perlu saya ceritakan satu persatu pada artikel ini.

Ngelawang

Ngelawang

Pada hari raya Galungan, salah satu yang sejak kecil sangat menarik bagi saya adalah tradisi “ngelawang” barong bangkung. Di Bali cukup banyak terdapat barong manifestasi kebaikan dengan beragam perwujudannya; ada barong ket, barong bangkung, barong landung, dsb. Yang paling sering ngelawang adalah barong ket dan barong bangkung. Omong-omong, tahu ngelawang tidak? tidak tahu? Kok tidak tanya sih? hihihi….

Ngelawang

Ngelawang

Ngelawang berasal dari kata lawang yang berarti pintu, jadi singkatnya ngelawang adalah pertunjukan yang berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah yang lain, atau dari satu desa ke desa yang lain. Dalam konteks yang lain ngelawang juga ditujukan untuk menyucikan desa yang terkena wabah penyakit, dan biasanya barong yang digunakan pun adalah barong tertentu yang memiliki kekuatan tersendiri. Jadi barong disini ada yang digunakan untuk pertunjukan semata dan juga ada yang memiliki nilai kesucian.

Di tempat saya, tradisi ngelawang ini sangat lekat dengan tradisi ‘megalakan’ yaitu menantang sang Barong untuk menangkap mereka dengan cara berkejar-kejaran. Jika tertangkap mereka akan mendapatkan ganjaran bervariasi mulai dari di-igeli (saya sulit mencari padanan kata ini, semacam di-tari-tari-kan yang berkonotasi menakut-nakuti), ada yang cuma dipegang dan lain sebagainya.

Megalakan

Megalakan

Tradisi megalakan ini sangat menyenangkan, melihat anak-anak riuh rendah berkejaran diiringi gamelan yang rancak dan penuh semangat. Yang biasanya digunakan megalakan adalah barong bangkung (babi), sedangkan barong ket lebih cenderung melakukan tarian (art).

Jika suatu saat Anda ke Bali pada hari raya Galungan, cobalah untuk menonton Barong yang sedang ngelawang. Sebuah suguhan seni yang menarik terutama bagi fotografer dan pencinta seni.


Paon Mak Mo, Kuliner

Makan gurami goreng, gurami bakar sudah jamak. Dimana-mana mudah dijumpai, ...

DE'SO, Ayam Asap End

Tabanan salah satu kota di Bali ternyata menyimpan satu kuliner ...

Menyisir keindahan d

Pantai Kukup Setelah dari Pantai Baron kami melanjutkan perjalanan ke pantai ...

Pesona Alam Gunung K

Pesona Gunung Kidul tidak sekedar dari kulinernya khas seperti walang ...

Pesona kuliner Madiu

Kalau anda pergi ke Madiun, pasti anda akan langsung teringat ...