Pesona Negeri

Biker, Traveller, Culinary, and Photography

Facebook
RSS

Minggu ini saya beserta beberapa sahabat pesona negeri, sepakat melakukan perjalanan singkat di seputaran Bangkalan. Beberapa dari mereka ingin menikmati cita rasa di Warung Sinjay di desa Burneh. Namun saya sendiri memiliki satu agenda tambahan yaitu berburu foto human interest dan suasana pagi Madura. Dan untuk yang satu itu saya harus berangkat lebih pagi yaitu pukul 5 pagi.

Semangat Pagi Madura

Semangat Pagi Madura

Sayang sekali perjalanan pagi sedikit agak kurang menarik ketika melewati jembatan Suramadu yang seharusnya menawarkan kecantikan pagi yang luar biasa. Hari ini lampu penghias jembatan Suramadu masih belum menyala dikarenakan masih dalam perbaikan akibat ulah tangan jahil yang mencuri kabel lampu penerangan tersebut.

Cuaca juga sedikit agak mendung, namun saya terus memacu tigi menuju arah Tanah Merah. Karena saya berangkat pagi, saya lebih dahulu memotret moment matahari terbit yang cuma semburat malu-malu di pagi yang agak dingin ini. Sebenarnya saya tahu spot yang bagus di perbukitan setelah Tanah Merah, namun lagi-lagi sedikit agak berkejaran dengan waktu, dan terbentur dengan kondisi pasar pagi di Tanah Merah cukup macet sehingga saya memutuskan untuk putar balik dan mengejar moment suasana sawah.

Beberapa kali saya melewatkan moment petani yang menarik sapi keluar kandang dan berjalan melewati pematang. Akhirnya seiring matahari semakin meninggi, suasana khas semakin terpapar di depan mata.Petani dengan suka cita memanen padi di sawah, ya saat ini adalah suasana panen di Bangkalan, dan beberapa juga sudah mulai membajak sawah.

Puas membidik suasana pagi, saya memacu Tigi menuju kota lama Bangkalan tepatnya ke Jalan Panglima Sudirman dekat dengan Warung Amboina dan Kelenteng Eng An Bio. Ada apa disini?

Nasi Serpang Bu Linda

Nasi Serpang Bu Linda

Tepat di seberang Bank Mega, Anda bisa duduk santai menikmati sarapan Nasi Serpang Bu Linda yang sangat terkenal di Bangkalan. Suasananya khas karena Bu Linda berjualan hanya dengan nyiru dan bakul di pinggir jalan beratap payung besar dan terpal dengan ditemani sebuah bale bambu untuk pengunjung yang ingin makan di tempat. Dan inilah yang membedakan Nasi Serpang yang asli dan tidak, karena Bu Linda ini adalah generasi termuda, dimana Nenek nya lah yang memulai berjualan Nasi Serpang dengan ciri khas berjualan di pinggir jalan di atas trotoar.

Cukup dengan 10 ribu rupiah saja, pagi Anda akan terasa nikmat. Sembari meminta ijin memotret kepada Bu Linda yang ramah, saya juga memesan sarapan pagi dan satu untuk titipan orang di rumah.Lagi-lagi saya sibuk memencet shutter ke arah jualan Bu Linda. Nasi Serpang Bu Linda ini memang sangat lezat dengan nasi hangat dan pulen. Taburan isi yang penuh ragam seperti jangkang,serundeng, rempeyek, tahu kuah santan dengan kerupuk sapi, dendeng, telur asin, soun, kerang, dan tentunya sambal yang pedasnya pas di atas alas daun tentunya menciptakan presentasi kuliner khas Bangkalan sejati yang pantas untuk Anda coba. Nama nasi Serpang sendiri berasal dari sebuah dusun yang ada di Desa Sabiyan Bangkalan

Bu Linda yang ditemani Bu Siska menuturkan bahwa dia hanya buka pagi hari mulai jam 5 sampai jam 8 pagi jadi jika ingin menikmati kenikmatan khas ini, Anda wajib bangun pagi sebelum kehabisan.

[nggallery id=51]


Paon Mak Mo, Kuliner

Makan gurami goreng, gurami bakar sudah jamak. Dimana-mana mudah dijumpai, ...

DE'SO, Ayam Asap End

Tabanan salah satu kota di Bali ternyata menyimpan satu kuliner ...

Menyisir keindahan d

Pantai Kukup Setelah dari Pantai Baron kami melanjutkan perjalanan ke pantai ...

Pesona Alam Gunung K

Pesona Gunung Kidul tidak sekedar dari kulinernya khas seperti walang ...

Pesona kuliner Madiu

Kalau anda pergi ke Madiun, pasti anda akan langsung teringat ...